kekitaan

ku berjanji ini hanya akan menjadi tulisan pendek
karena waktuku hanya tinggal 21 menit lagi
hanya tuk memenuhi hasrat tangan yang dah gatal tuk menulis
tak cukup baginya 2 posting pagi di microblog si twit
dia tetap memaksa tuk menulis disini

Ku hanya ingat tulisan kamis minggu lalu, tulisan panjang yang karena kegegabahan sang tangan yang sangat bangga dengan command-C #soriKitaBedaBukanCtrl-C, akhirnya tulisan itu pupus entah kemana

tulisan yang bercerita akan pengalaman pagi menatap seorang wanita muda yang asik dengan koran dan BB ditangan asik mengetik sesuatu, sambil sesekali menatap ke koran yang sedang digelar dihadapan, entah apa yang sedang disalin dan dituangkan ke BB, apakah akan di publish di social media, atau sekedar berbagi di BB Group.. entah..

Tapi kebiasaan menatap, memperhatikan sekitar yang sering membawa diri akan kenikmatan sendiri duduk diantara mereka penggemar kopi, kebiasaan memerhatikan itu juga yang mengingatkan akan pengalaman di hari sebelumnya ketika menatap #kembali seorang wanita muda, berbaju kerja duduk di deretan kursi penunggu pediatrics, sesuatu yang tadinya biasa tiada pertanyaan yang menggelantung dikepala, yang tiba-tiba saja berubah menjadi tanda tanya ketika giliran sebuah nama dipanggil, sang wanita muda berdiri, berjalan menjauh dan kemudian kembali didampingi seorang ibu tua yang sedang menggendong seorang bayi mungil berusia 4-5bulan, ada ekspresi #haah dikepala ketika sadar ternyata si wanita adalah seorang ibu muda, tapi kenapa.. kenapa ada jarak antara dia dengan sang bayi..

banyak hal bergelantungan dikepala, hal pertama yang terucap ke istri ketika menyaksikan itu adalah masalah rasa dari si bayi, ada rasa kasian, bagaiamana jauh dibawah alam bawah sadar sana si bayi tentu merasa ada kasih sayang yang dia tidak dapat dari ibu, seorang wanita yang seharusnya memberikan kehangatan dan keceriaan padanya, ada rasa syukur di diri, menatap si Puti kecil penuh senyum, rasa syukur dan mungkin juga rasa syukur baginya berada disekitar orang tua dan orang-orang yang semuanya sangat sayang padanya.

Akh, dikepala langsung ada rasa permisif, mengerti akan kondisi si ibu muda, kecapean dan kekusutan di tempat kerja mungkin telah mengalihkan sementara perhatiannya pada sang bayi.. tidak semua bernasib sama, tidak semua diberikan kelapangan sehingga bisa menjadi fulltime mom, dan si ibu muda mungkin satu diantaranya.. ada rasa sedih disana, menatap keadaan tersebut.. karena himpitan keadaan, tidak ada jalan, diri harus terpisahkan dengan mereka yang harusnya mendapat kasih sayang penuh.. huh, kembali rasa syukur terpanjat setinggi-tingginya, tidak ada yang berlebih, dan memang dari dulu penganut aliran tak berlebih, secukupnya.. kalaupun ada kelebihan yang semata sebagai pegangan jika ada yang membutuhkan.. rasa syukur karena masih diberi kekuatan tuk menjadikan sang Kinan kasih sayang fulltime dari miya nya…

Dibalik semua itu, ada pikiran yang berseberangan dengan yang berani meninggalkan sang buah hati ke tangan-tangan lain yang kasih sayang dan perhatian pasti beda, demi gaya hidup, status sosial yang dipilih.. ada ke ego-an disana… ketika hal itu mengemuka, kita selalu bercanda, mencoba membayangkan apa yang terucap di hati sang bayi

‘bukan itu yang aku mau miya, rumah besar itu, tumpukan tabungan itu, itu hanya untuk miya.. bagiku, yang aku butuh kasih sayang miya, perhatian miya, miya yang selalu mendampingi hariku, menemaniku dari sejak bangunku, memandikan, menyuapi dan menyusui, menemani ku becanda, menidurkan dan menimang ketika hatiku lagi galau.. hanya itu miyaa…’

itu candaan yang selalu mengedepan ketika kita dihadapkan akan godaan akan ‘kekitaan’.. dan berjuta do’a semoga tetap diberi kelapangan hati dan rejeki.. dan do’a untuk mereka sekitar semoga bisa merasakan kenikmatan yang sama.. amiin, amiiin yaa Rabbi..

Tinggalkan komentar