Yang tercecer dari JJ5 .. part2

..sambungan dari tulisan sebelumnya.

Tidak lama, saya meninggalkan Excebition Hall B tersebut. Dipanggung masih ada artis-artis dari Ambon seperti bassis Barry Likamahua, Halvey, Bob Totupoli dan lainnya mencoba menghibur penonton dalam tema Ambonian Jazz. Dengan riang kaki melangkah menuju Assembly 2, disana sedang tampil Nita Aartsen dan Machael paulo. Cukup menghibur alunan jazz keyboard nya Nita dan saxafone nya Paulo. Ada nuansa Hawaaian jazz dalam musik mereka. Setelah merasa cukup saya rencana beranjak kembali ke Excebition Hall menyaksikan Isao Suzuki, tidak tau alirannya apa, tapi saya memang rencana di JavaJazz kali ini nyari Jazz yang unik-unik bukan aliran popular. Baru beberapa langkah meninggalkan Assembly 2, adik SMS bahwa di Assembly 1 ada Tohpati. Akhh, tanpa pikir panjang saya balik arah, kembali ke arah Assembly tapi kali ini Assembly 1. Terlihat di pintu penonton padat banget, sudah membludak sampai luar ruang. Tahun yang lalu biasanya tidak pernah se sesak ini, terkadang pintu Assembly ditutup untuk memberi kenyamanan bagi penonton, tapi di JavaJazz yang ke 5 kalinya diadakan ini, penonton ukkhh ‘rame gila’..
Untungnya postur tubuh kecil.. saya bisa menyelinap masuk diantara kerumunan orang-orang. Didalam Tohpati baru memulai penampilannya. Waah, benar-benar memukau. Skill gitaris satu ini benar-benar excelent. Bagi saya dia gitaris yang cerdas, dia bisa memadukan jazz dan rock, sehingga terjadi perpaduan speed guitar bak Ingwie dengan keindahan alunan jazz bak Lee Ritenour. 1 jam performance sungguh memukau.

Selesai Tohpati saya buru-buru ke Chendrawasih buat menyaksikan peforma dari KLA project.. kembali menerobos padatnya penonton, saya berdiri dibagian belakang. Sempat mendengarkan 2 lagu, tapi terus terang saya tidak lagi bisa mendapatkan sensasi musik KLA yang dulu. Tadinya berharap saya akan menemukan KLA yang dulu yang setiap alunan lagunya memukau hati, tapi ternyata masa mereka telah lewat. KLa gagal menjadi musisi sekelas Chrisye yang musiknya bisa mengikuti jaman.

Akhirnya, sms adik, dia bilang lagi di Idang Rasjidi. Udah, saya balik arah dan turun ke lantai bawah JCC ke ruang merak. Disana sekitar seratusan penonton terbuai dengan permainan keyboard Idang yang menawan.

Pertunjukan idang berakhir dan waktu telah menunjukkan pukul 22.15, saya dan adikpun bergerak menuju Excebition Hall B untuk menyaksikan pertunjukan terakhir, Maliq n D’Essensial. Pertunjukan terakhir biasanya paling menarik, seperti tahun-tahun sebelumnya. Ternyata di ruangan tersebut telah penuh dengan penonton, meski tidak sesak, penonton masih bisa duduk di lantai dan selonjoran. Di panggung masih tampil Soil & Pimp sebuah grup musik Jazz Alternatif dari jepang yang dengan aliran jazz yang mengandalkan kecepatan dan hentakan, benar-benar jazz yang unik. Maliq sendiri baru tampil menjelang jam 12 malam. Beberapa tembang hits mengalun, dan satu tembang baru berjudul Pilihanku cukup menggoda telinga, sepertinya persembahan buat calon istri dari Angga.. hati hanya mengangguk-angguk.. sambil berbisik, nyariiss 😀 .

Berjuta rasa rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata
Dengan beribu cara cara kau slalu membuat ku bahagia
Kau adalah alasan dan jawaban atas semua pertanyaan
Yang benar-benar ku inginkan hanyalah
Kau untuk slalu disini ada untukku

[*]
Maukah kau ‘tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang slalu ada di saat pagi ku membuka mata

Oh, izinkan aku memilikimu, mengasihimu
Menjagamu, menyayangimu
Memberi cinta, memberi semua yang engkau inginkan
Selama aku mampu aku akan berusaha
Mewujudkan semua impian dan harapan
‘tuk menjadi kenyataan

Back to [*]

[**]
Jadilah yang terakhir
‘tuk jadi yang pertama
‘tuk jadi selamanya

Back to [*] 2x

Back to [**]

Pagelaran pun berakhir sekitar hampir jam 1 malam. Sementara orang-orang masih asik menikmati Maliq, saya meninggalkan ruangan mencari-cari kalau-kalau ada serpihan jazz yang terlewat, dan ternyata cuma itu. Terus terang pagelaran tahun ini kurang menimbulkan kesan, tidak ada yang benar-benar membuat saya exciting seperti tahun-tahun sebelumnya. Tidak se exciting menyaksikan tribute for Karimata 2 tahun yang lalu, atau penampilan memukau Bubi cCen, mbahnya jazz Indonesia seangkatan Jak lesmana. Akh, tapi tetap.. java Jazz lebih baik dari pertunjukkan-pertunjukan yang lain. Sudah tidak sabar menunggu Javajazz ke 6 tahun depan. Lumayan, dari 5 yang udah digelar, saya nonton 3 diantaranya. Sayang untuk melewatkannya. Pertanyaan besar, ada apa dengan tahun depan. 2 tahun yang lalu saya nonton sama adik, dan kita sharing menggunakan kamera. Tahun kemaren saya nonton sama my LJ, dan adik ngider sendiri dengan kamera. Tahun ini berbalik, adik dengan ‘temannya’ saya yang sendiri ngider dengan kamera.. pertanyaan besar, bagaimana dengan tahun depan. Moga-moga kombinasi terakhir yang belum tercapai, tidak ada lagi yang ngider dengan kamera, let’s see 😀

4 thoughts on “Yang tercecer dari JJ5 .. part2

  1. hihihi.. ada deeeyy…

    Btw, Mas Harry siapa yaa.. sepertinya kenal 😉
    kalau ga kenal, salam kenal dan mohon mengenalkan diri.. japri juga boleh

    **curious mode ON** 😀

Tinggalkan komentar